Pages

Kamis, 08 Maret 2012

kebun karet


Gan,pernah denger karet,,,,
bukan permen maksudnya "ngakak",,,trus terang dirumah ane,kalo di rumah nyadap karet juga,,,
lumayn seee,dr pada gaji PNS (maap bukan jelk"in yaaa) hehehehehe,,,ternyata ada kronologi nya juga.
langsung ke TKP,,,,,,,,
 KARET merupakan tanaman tahunan yang tumbuh subur di daerah tropis dengan curah hujan yang cukup. Menurut asal-usulnya, tanaman KARETberasal dari Brasil dan kemudian berkembang di seluruh dunia. Namun saat ini penghasil utama KARETberada di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia.
Sejak pembangunan perkebunan di Indonesia dikembangkan oleh pemerintah kolonial Belanda, KARETtelah dijadikan sebagai komoditas unggulan bersama tebu, kopi, teh, tembakau, kina, kapas dan rempah-rempahan. Demikian halnya setelah perkebunan-perkebunan Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia, KARET tetap menjadi salah satu komoditas primadona perkebunan.

Ketika Indonesia dipimpin oleh Jenderal Besar Presiden Soeharto, komoditas KARET semakin dipacu perkembangannya. KARETdibudidayakan oleh perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, pada awal pemerintahan Soeharto di tahun 1967, luas perkebunanKARET di Indonesia baru 2.131.704 hektar dengan total produksi 709.251 ton. Kemudian pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto di tahun 1997, luas perkebunan KARETIndonesia menjadi 3.474.402 hektar atau meningkat sekitar 63% dengan total produksi sebesar 1.552.585 ton atau meningkat sekitar 120%.
Tahun 1998, areal perkebunan KARET mencapai puncak dengan luas 3.607.295 hektar. Demikian pula produksinya yang mencapai 1.661.898 ton.
Namun, mulai tahun 1999 luas areal perkebunan KARET mengalami penyusutan hingga 3.262.267 hektar di tahun 2004 meskipun total produksinya masih cenderung terus meningkat. Baru pada tahun 2005 luas areal tersebut menunjukkan pertumbuhan kembali.
Sekarang, menurut Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Indonesia memiliki lahan perkebunan KARET paling luas di dunia. Sayangnya, dari segi produksi hanya mampu menempati urutan kedua setelah Thailand. Namun demikian, Indonesia memiliki hamparan perkebunan KARET seluas 3,47 juta hektar lebih, dimana 85% diantaranya merupakan perkebunan rakyat.

2 komentar:

  1. wih wihhh
    kalu gk ada karet apa jadi aku ,,,
    tak bisa baca tulis tak tau banyak hal.( malah nyanyi>>)
    yg jelas karet ni sangat berjasa. tak kalah berjasanya ORTU dunk.,,,,, hehehe

    BalasHapus
  2. aq setuju bget,,,,mb
    kpn'' mampir lg ya,,,

    BalasHapus

Kamis, 08 Maret 2012

kebun karet


Gan,pernah denger karet,,,,
bukan permen maksudnya "ngakak",,,trus terang dirumah ane,kalo di rumah nyadap karet juga,,,
lumayn seee,dr pada gaji PNS (maap bukan jelk"in yaaa) hehehehehe,,,ternyata ada kronologi nya juga.
langsung ke TKP,,,,,,,,
 KARET merupakan tanaman tahunan yang tumbuh subur di daerah tropis dengan curah hujan yang cukup. Menurut asal-usulnya, tanaman KARETberasal dari Brasil dan kemudian berkembang di seluruh dunia. Namun saat ini penghasil utama KARETberada di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia.
Sejak pembangunan perkebunan di Indonesia dikembangkan oleh pemerintah kolonial Belanda, KARETtelah dijadikan sebagai komoditas unggulan bersama tebu, kopi, teh, tembakau, kina, kapas dan rempah-rempahan. Demikian halnya setelah perkebunan-perkebunan Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia, KARET tetap menjadi salah satu komoditas primadona perkebunan.

Ketika Indonesia dipimpin oleh Jenderal Besar Presiden Soeharto, komoditas KARET semakin dipacu perkembangannya. KARETdibudidayakan oleh perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, pada awal pemerintahan Soeharto di tahun 1967, luas perkebunanKARET di Indonesia baru 2.131.704 hektar dengan total produksi 709.251 ton. Kemudian pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto di tahun 1997, luas perkebunan KARETIndonesia menjadi 3.474.402 hektar atau meningkat sekitar 63% dengan total produksi sebesar 1.552.585 ton atau meningkat sekitar 120%.
Tahun 1998, areal perkebunan KARET mencapai puncak dengan luas 3.607.295 hektar. Demikian pula produksinya yang mencapai 1.661.898 ton.
Namun, mulai tahun 1999 luas areal perkebunan KARET mengalami penyusutan hingga 3.262.267 hektar di tahun 2004 meskipun total produksinya masih cenderung terus meningkat. Baru pada tahun 2005 luas areal tersebut menunjukkan pertumbuhan kembali.
Sekarang, menurut Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Indonesia memiliki lahan perkebunan KARET paling luas di dunia. Sayangnya, dari segi produksi hanya mampu menempati urutan kedua setelah Thailand. Namun demikian, Indonesia memiliki hamparan perkebunan KARET seluas 3,47 juta hektar lebih, dimana 85% diantaranya merupakan perkebunan rakyat.

2 komentar:

  1. wih wihhh
    kalu gk ada karet apa jadi aku ,,,
    tak bisa baca tulis tak tau banyak hal.( malah nyanyi>>)
    yg jelas karet ni sangat berjasa. tak kalah berjasanya ORTU dunk.,,,,, hehehe

    BalasHapus
  2. aq setuju bget,,,,mb
    kpn'' mampir lg ya,,,

    BalasHapus